7 Bekal Teknologi Pesawat Tempur Generasi ke 4,5-5
Pesawat tempur generasi 5 dengan ciri khas weapon bay(penyimpan senjata) yang bisa dibuka tutup |
Setidaknya ada tujuh kapabilitas keunggulan yang perlu dipandang untuk diasah secara berkesinambungan untuk mengejar posisi yang digelari "unggul"tersebut.Ketujuhnya bukan hanya merupakan sebuah level ancaman terkini,melainkan hasil pembelajaran dari beberapa konflik besar dimana pesawat tempur bermain peran yang signifikan;
Ketujuh modal tersebut adalah avionik yang mutakhir (termasuk kemampuan network-centric),mesin berdaya tinggi namun lebih irit bahan bakar serta minim jejak,sulit dideteksi(stealth),kelincahan manuver,kemampuan multipran yang tinggi,kemampuan meluncurkan berbagai senjata,serta kemampuan beroperasi dari landasan darurat.
Avionik canggih dan sifat network-centric
Saat ini avionik canggih wajib hukumnya bagi sebuah pesawat tempur.level kecanggihan.Level kecanggihan yang mungkin tak pernah terbanyangkanperancang pesawat tempur generasi pertama itu otomatis berkonsekuensi pada harga yang mahal.Maka tak usah heran jika harga avionik pesawat tempur generasi terkini mengambil porsi cukup besar.Ambil contoh jet tempur Rafale,yang harga seluruh sub sistem avioniknya mencapai sepertiga harga pesawatnya sendiri(harga kosong ,belum termasuk senjata dan pelatihannya).
Kemampuan untuk "saling berbicara"dan bertukar informasi bukan hanya sesama antar fighter saja melainkan dengan alutsista dari negara lain,bahkan dari negara yang berbeda,bukan hanya impian tapi sudah menjadi sebuah keharusan.Sistem pertukaran informasi "data-link 16" merupakan salah satu contoh yang sudah operasional.
Mesin besar tetap irit
Hingga era 70-an,mesin berdaya besar yang boros bahan bakar bukan dianggap lumrah.daya besar pula volumnya.Namun seiring perkembangan teknologi khususnya mesin turbofan,ditemukan sejumlah terobosan untuk mendongkrak daya mesin sembari menjaga level konsumsi bahan bakarnya agar tetap irit.Teknologinya bentuk turbin serta material-material komposit merupakan sebuah aspek kunci untuk mencapai hal tersebut
Stealth
Sifat sulit terdeteksi radar selalu sensor pasif lainnya atau yang dikenal dengan sifat low observable atau disebut stealyh(siluman),jadi salah satu kunci yang paling laris dijual.Namun ada satu hal mendasar yang penting sekali dipahami stealth ini,mengingat masih banyak khalayak yang pemahamannya keliru.
Pesawat tempur berkemampuan siluman/stealth sesungguhnya bukan berarti sama sekali tidak dapat diteksi radar.Karakter pesawat bersifat stealth adalah mampu memperkecil pantulan radar serta memiliki emisi (baik panas mauoun suara)yang rendah,sehingga lebih sulit terdeteksi.Jadi,bukan tidak dapat terdeteksi sama sekali.Radar berkekuatan tinggi masi mampu mendeteksi stealth fighter,hanya saja dalam jarak yang jauh lebih kecil dari jagkauan normal.
Gambaran simpelnya kurang lebih sebagai berikut:sebuah radar berkekuatan tinggi yang mampu mendeteksi het tempur F-16 pada jarak 200km,mungkin baru saja mendeteksi F-22 Raptor pada jarak 5 km saja.
Kelincahan manuver
Para pakar aviasi rata-rata sepakat,bertaburannya rudal penjejak serta rudal udara berjangkauan jauh terpasang pada penempur modern tidak serta merta menghilangkan kemungkinan terjadinya pertempuran jarak dekat atau dogfight.Kelincahan manuver merupakan bekal mutlak pesawat tempur.Bahkan jika kelak zaman jet tempur tanpa awak tiba,asoek kelincahannya manuver tidak hanya berguna untuk dogfight dengan pesawat tempur lawan.Menghajar sasaran darat juga memerlukan kelincahan tinggu guna menghindarai serangan darat hanud.
Sampai mana batas lincahnya sebuah pesawat tempur modern?Jujur saja,sebenarnya selama masih berawak,kelincahan sebuah pesawat tempur tatap dibatasi fisiologis tubuh manusia.Tak heran,kelincahan antar pesawat tempur masa kini umumnya beda-beda tipis.kecuali yang dibekali kendali ekstrim seperti penyemburan pengarah daya dorong (Thrust vectoring)itu kenapa pilot senior F-16 TNI AU tak ragu mengatakan dirinya berani dogfight dengan jet tempur Rafalebukanlah hal yang perlu ditakuti.Balik lagi,kemampuan dan keahlian pilot atau man behind the gun sangat berperan penting.
Multi peran
Meski sama-sama menyandang label multirole atau multi-peran,kapabilitas yang dimiliki jet tempur generasi 4,5 atau 5sudah berbeda jauhdengan kapabilitas multiperan jet tempur generasi ke3.Salah satu perbedaanya adalah kemampuan membawa membawa dua macam senjata(Air to Air dan Air to Ground)sekaligus dalam satu sorti penerbangan tanpa saling mengorbankan
Contohnya F-15K Slam Eeagle yang waktu-waktu bisa dogfight ditakuti kendati tengah menenteng SLAM-ER.Berbeda dengan multirole fighter generasi awal yang mampu melakukan misi air-to air dan air to ground. namun umumnya hanya berkemampuan melakoni satu peran saja dalam satu sorti.
Sekarang ini muncul istilah baru tapi sebenarnya berbau iklan atau promosi dari produsen pesawat tempur.Eurofighter Typhoon buatannya mengedepankan frasa wing role sebagai sifat multiperan Eurofighter Typhoon buatannya.Sementara Dassault mempopulerkan frasa Omnirole yaitu sebagai multiperan Rafale.
Beragam senjata presisi
Tanpa senjata, apalah arti dari sebuah pesawat tempur canggih sekaligus.Di era sekarang,pesawat tempur canggih ditambah senjatanya belumlah cukup.Dalam suatu operasi gabungan,apalagi skala multinasional,kemampuan pesawat tempur untuk meluncurkan beragam senjata terutama amunisi menjadi sebuah keharusan.
Rafale dengan kemampuan menggotong MDA SCALP |
Dasar pemikirannya adalah armada MiG-29 Polandia juga bisa memanfaatkan AIM-120 yang cukup banyak dimiliki Polandia (dibeli sepaket 48 uni F-16C/D Block 52+)Masalah danalah yang akhirnya membatalkan u[pgrade besar-besaran tersebut.Meski belum dikonfirmasi secara resmi,belakangan ada rumornya kalau MiG-29 Polandia sudah berkemampuan menjatuh bom berpenuntun laser buatan AS (sepaket dengan F-16)
Landasan Pendek/Darurat
Penting dicatat bahwa yang dimaksud landasan darurat disini adalah landasan yang kondisinya tidak optimum seperti kondisi normal.Darurat disini tidak harus berarti kondisinya kasar (seperti unpaved runway),melainkan pendek atau pas-pasan.Salah satu kelemahan pesawat tempur sebagai suatu alutsista yang memerlukan infrasturktur khusus(pangkalan udara)adalah ketergengantungan penuh kepadanya.Padahal sudah jadi rahasia umum,pangkalan udara terutama landasan pacu (runway)adalah target utama (primary target) yang akan disasar lawan bahkan dari pertempuran.Upaya mempertahankan pangkalan udara memang pasti tidak akan setengah hati.Tapi bagaimana jika musuh sampai merusak landasan pacu,meski katakan tidak keseluruhan?Menjawab tantangan ini,kapabilitas beroperasi (lepas landas dan mendarat)dari landasan darurat jadi salah satu impian tak henti para desainer pesawat tempur.
Selama ini hambatan utamanya datang dari kapabilitas lain pesawat tempur itu sendiri,yang sering mengakibatkan pesawat tempur bersenagkutan tak mungkin memiliki kemampuan lepas landas dari landasan pendek atau bahkan mendarat vertikal (STOVL/short and take-off vertical landing)
Diantara jajaran pesawat tempur generasi 4,5 dan generasi 5,hanya F-35B (varian STOVL)yang benar-benar mampu beroperasi di landasan yang sangat6 pendek.Namun bukan berarti jet tempur lain ketinggalan.Setidaknya, kemampuan beroperasi dari landasan pendek dan sempit sudah coba dimasukan sejak awal,meski bukan STOVL.Sebut saja JAS-39 Gripen yang berkat dimensi mungil dan bobotnya yang relatif ringan disertai pemakaian canard,mampu beroperasi di jalan raya.Atau Rafale yang mampu lepas landas dan mendarat dari landasan pendek meski restriksi muatan.Begitu pula MiG-35 yang mampu beroperasi dari landasan pendek berkat thrust vectoring dari mesinnya
Artikel ini saya salin dari Majalah Edisi Koleksi Angkasa The Last Generation of Jet Fighter
Comments
Post a Comment