Mendarat di Kapal Induk

Sebuah pesawat F/A-18F Super Hornet dari skadron VFA-103 Jolly Rogers sedang persiapan mendarat

Jika terbang dari sebuah kapal induk sudah merupakan tantangan tersendiri,maka mendarat di kapal induk adalah sebuah teror mental.Mendarat pada malam hari menempati kasta tertenggi dalam melatih kekuatan syaraf dan mental penerbang AL AS.

Mendarat di kapal induk dikatakan setengah seni,setengah teknik.Bayangkan,mencari suatu setitik noktah di tengah lautan luas kemudian mendekati dan mendarat di landasan sepanjang lebih kurang 150 meter saja.Landasan terlihat hanya seakan sebuah kotak hitam kecil dengan serangkaian lampu penuntun yang terlihat kabur dari kejauhan.

Koordinasi antar awak menjadi kunci kesuksesan sebuah pendaratn yang sukses,dimana pilot akan berkonsentrasi penuh dalam approach sementara RIO mengawasi AoA (Angle of Attack),kecepatan pesawat,kondisi bahan bakar dan juga berkomunikasi dengan awak pembimbing pendaratan (LSO- Landing Signal Offficer). 

Proses pendarat dimulai saat pesawat mendekati kapal induk pangkalannya dan menunggu giliran mendarat di lokasi yang ditentukan.Giliran mendarat ditentukan oleh petugas pengatur kapal induk (CATCC-Carrier Air Traffic Control Center),tergantung dari yang paling mendesak (misalnya,terjadi kerusakan)dan tingkat bahan bakar tersedia di pesawat.

Pesawat yang mendapat giliran mendarat kemudian keluar dari lokasi tunggu dan mulai mendekat dari arah buritan kapal serta mengarahkan pesawat agar sejajar dengan landasan.Sasaran dari setiap pilot yang hendak mendarat mengaitkan tailhook  (pengait besi di ekor pesawat)ke kabel baja yang melintang di landasan.

Ada empat kabel baja yang terhubung ke silinder hidrolis yang mampu mengehentikan pesawat seberat 24,5 ton dengan kecepatan 240 km per jam dalam dua detik saja.Itupun hanya dalam jarak lebih kurang 96 meter.Keempat kabel baja ini terpisah dalam jarak 15 meter masing-masingnya dan pilot mengarahkan pesawatnya untuk menangkap kabel ketiga,karena yang teraman dan paling nyaman diincar pilot.

Untuk dapat mengarahkan pesawat ke posisi ini,pilot dipandu oleh LSO lewat radio dan juga sebuah alat berisi lampu yang menunjukkan arah pendaratan kepada pilot.Lampu yang disebut Fresnel Lens Optical Landing System yang dipasang di sisi kiri landasan kapal induk.

Bila pilot melihat warna oranye (disebut meatball oleh para pilot)sejajar dengan lampu hijau,berarti sudah pada posisi dan koridor pendaratan yang tepat.Bila terlihat lampu oranye di atas lampu hijau berarti terlalu tinggi,bila di bawah hijau berarti terlalu rendah dan bila warna merah berarti jauh terlalu rendah.

Saat paling kritis adalah saat pesawat sudah on the ball alias sudah dalam koridor untuk final pendaratan.Istilah call the ball diucapkan pilot pada posisi tiga perempat mil saat semua parameter sudah terpenuhi,sementara RIO membantu visual pilot dengan mengawasi VSI (Vertical Speed Indicator) yang tepat.

Bila melihat Tomcat saat hendak mendarat,pesawat ini bagaikan pesawat yang limbung.Para penerbangnya mengakui bahwa Tomcat termasuk pesawat yang enggak stabil,susah dikendalikan,apalagi hendak mendarat.Untuk itu adjusment dan koreksi selalu terjadi sepanjang persiapan pendaratannya menggunakan semua flight control,spoiler,stabilizer,rudder, semuanya bergerak ke sana ke mari untuk mengoreksi arah terbang.

Ditambah tailhook dan roda turun,speedbrake terkembang,maka tak bisa disangkal lagi bila Tomcat mendapat julukan Turkey alias ayam kalkun.Tetapi,Tomcat mempunyai catatan pendaratan yang terbaik sepanjang kariernya,bahkan pada saat emergency pun jet ini umumnya bisa mendarat dengan baik.

Begitu pesawat menyentuh landasan,bukannya segera mematikan mesin tetapi justru pilot harus menekan gas sedalam-dalamnya.Gunanya,bila ternyata pengait gagal mengenai kabel dilandasan,pesawat dapat segera tancap gas untuk terbang lagi mengurangi pendaratan.

Kapal induk milik AS menggunakan landasan pendaratan yang miring terhadap sumbu kapal sebesar 14 derajat agar pesawat yang gagal mendarat (istilah AL AS adalah bolter) bisa dengan aman terbang kembali tanpa membahayakan pesawat lainnya yang biasa diparkir di sisi landasan.

Apabila berhasil mendarat,pilot harus segera menyingkirkan pesawatnya ke sisi landasan agar landasan bisa dipakai pesawat lain untuk mendarat.Karena kondisi di laut,pesawat harus dirantai ke dek kapal untuk menghindari pergeseran akibat ayunan kapal.

Kadang kala,terjadi pula kondisi darurat saat pendaratan sehingga pesawat tidak bisa mendarat dengan cara biasa.Untuk itu kapal induk juga disediakan jaring penangkap pesawat yang dioperasikan hanya pada kondisi darurat.pesawat tinggal didaratkan ke arah jaring dan jaring akan menangkap pesawat dan menghentikannya segaera.

Segitu saja dari artikel saya semoga menambah wawasan anda

Sumber:Edisi Koleksi Angkasa F-14 Tomcat anytime baby


Comments

Popular Posts