Aero CS-102 atau MiG-15 UTI Midget AURI (Spesial Hari Kemerdekaan RI ke 73)
Skadron Udara 11 kedatangan anggota baru sebanyak 20 pesawat latih jet CS-102 yang tiba di Kemayoran dari Cekoslovakia tanggal 14 Agustus 1958.Seperti halnya DH-115 Vampire,pesawat ini juga memperoleh registrasi dengan kombinasi huruf dan angka awal J-7 (J-751 hingga J-770).Pesawat latih dengan bentuk mungil buntet ini dibuat lisensi oleh pabrik pesawat Aero Vodochody berdasar MiG-15 UTI yang mulai diproduksi tahun 1954.Sebelum kedatangan jet latih ini kadet penerbangan dikirim terlebih dahulu ke Ceko dalam tiga gelombang angkatan dengan sebutan Cakra 1,II dan III.
Pesawat yang mendapat julukan Midget oleh NATO ini dikembangkan tahun 1949 berdasarkan penempur MiG-15 Fagot yang terkenal memiliki manuver tempur yang hebat sempat berjaya dalam perang Korea tahun 1950-1953.Pesawat Blok Timur ini sanggup melawan pesawat-pesawat tempur jet buatan AS kala itu seperti F-80 Shooting Star,F-84 Thunderjet,dan F-86 Sabre.Versi MiG-15 UTI menjadi andalan negara-negara Blok Timur untuk mencetak pilot tempurnya.Selain Ceko,jet latih ini diproduksi oleh pabrik Shenyang dari Cina dengan kode JJ-2,Lisensi produksi juga didapatkan oleh Polandia dengan nama SB Lim-1.
Bagi Indonesia,pembelian jet latih CS-102 jadi pilihan tepat karena digunakan untuk mencetak pilot yang akan menerbangkan keluarga penempur MiG-17,MiG-19,dan MiG-21.Dengan ini konversi penempur lebih cepat karena semua pesawat dikembangkan oleh satu biro desain.Pasca pemberontakan G30S pasokan suku cadang pesawat terhenti akibat putusnya hubungan diplomatik dengan negara-negara Blok Timur.MiG-15 UTi versi Ceko ini akhirnya dilikuidasi awal tahun 70-an bersamaand dengan adiknya MiG-17 dan MiG-21.Sementara seluruh MiG-19 dijual ke Pakistan.
Spesifikasi CS-102 UTI:
Awak:2 orang
Panjang:10,1 m
Rentang sayap:10,08 m
Tinggi:3,70 m
Berat kosong:3.580 kg
MToW:6.105 kg
Mesin:Klimov VK-1A turbojet 26.5 kN
Kecepatan Maks:10.075 km/jam
Jarak Jagkau:1.200 km
Ketinggian terbang:15.500 m
Sumber:Majalah Angkasa edisi Oktober 2013 halaman 38
Comments
Post a Comment