L-29 Dolphin Pesawat Blok Timur yang berumur panjang di Lingkungan TNI AU
Meski telah memiliki MiG-15 UTI (CS-102) Indonesia masih membeli selusin jet L-29 Dolphin dari negeri yang sama yaitu Chekoslovakia (kini Ceko).Pesawat diregistrasi dengan kodee awal A-2901 (A= Advanced Training).Pesawat ini mulai memperkuat TNI AU tahun 1965 sebelum pemberontakan G30S Pecah.L-29 masuk ke dalam skadik 017 Lanud Adisujipto,Yogyakarta yang bertugas menangani pendidikan penerbangan tingkat lanjut.Mengingat landas pacu Lanud Adisucipto kurang panjang,akhirnya operasional L-29 digeser ke Lanud Iswahjudi Madiun.
Indonesia terbilang beruntung karena termasuk negara pengguna generasi awal L-29.Memperolehnya pun hanya dua tahun sejak diproduk massal dimulai.Total 3.500 unit pesawat ini dibuat yang dikirimkan kepada pemesannya mulai tahun 1963-1974 dan langsung menjadi pesawat latih lanjut standar negara-negara Pakta Warsawa.Pesawat ini diberi julujkan Maya oleh NATO ini bernasib lebih baik dibandingkan seluruh pesawat blok timur yang pernah dibeli Indonesia saat itu.Paling tidak karena L-29 tidak termasuk pesawat yang dijadikan besi tua.Meski kesulitan dalam perawatan karena hubungan dengan Ceko putus.Suku cadangnya diperoleh dari negara lain.
Diawal tahun 70-an dimana semua pesawat AURI dari Blok timur di-grounded.Indonesia mulai mengalami krisis pilot pesawat tempur .L-29 merupakan satu-satunya pesawat yang masih bisa diandalkan saat itu untuk mencetak pilot tempur baru.
Tahun 1974 seiring membaiknya hubungan dengan Malaysia,jet latih ini sempat digunakan untuk mendidik para kadet Malaysia.Bahkan digunakan untuk terbang navigasi hingga ke Lanud Butterworth,Penang.Dengan menjejakkan kakinya ke tanah Malaya,menjadikannya pesawat Blok Timur ke-2 yang dimiliki TNI AU setelah pesawat angkut An-12 yang digunakan untuk mengangkut diplomasi Indonesia ke Malaysia sebelumnya.
Masa pengabdian L-29 di Indonesia cukup panjang hingga 19 tahun lamanya.Tahun 1983 pesawat ini dinyatakan purnabakti.Tiga tahun sebelum pensiun pesawat sempat terbang dengan pengganti resminya BAE Hawk Mk.53 dalam terbang formasi Delta masing-masing empat pesawat .Pesawat melakukan flypass di atas langit Cililitan Jakarta dalam peringatan HUT ABRI ke-35 tahun 1980.
Seperti halnya P-51 Mustang,sebagian L-29 dijual ke Amerika dan digunakan para hobi.Di Indonesia masih tersisa satu unit yang dijadikan Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta dengan kode LL-2902.
Spesifikasi L-29 Dolfin:
-Kru: 2 orang
-Panjang: 10,8 m
-Rentang sayap: 10,3 m
-Tinggi: 3,1 m
-Luas sayap: 19,8 m²
-Berat kosong: 2,280 kg
-Berat isi: 3286 kg (7244 lb)
-Berat maksimum saat lepas landas: 3540 kg
-Mesin: 1 × Motorlet M-701C , 8,7 kN (1960 lb)
-Kecepatan Maks:820 km/jam
-Ketinggian terbang:11.500 m
Sumber:Majalah Angkasa edisi Oktober 2013 halaman 38
Comments
Post a Comment